Rabu, 27 November 2013

Aqidah Islam VS Jawa

Sudah menjadi tradisi terutama pada masyarakat jawa seperti: gendingan, wayang, nyadran, ruwatan,entas-entas (ke makam) , selametan masih dipertahankan sampai saat ini. Numun tidak bisa lantas islam-jawa divonis 100% meneruskan warisan dari para leluhur jahiliyah. Bangunan tradisi adalah bentuk ikhtiar manusia yang berangkat dari tata norma dan spiritual masyarakat. Tampilan lahirnya akan menyesuaikan dengan tingkat pemahaman agama dan keyakinan yang dipeluk. Nilai esoteris (rahasia) yang meruang  di batin inilah yang amat vital selaku pembentuk tradisi ini. Jika ruang batin telah diisi dengan Tauhid,maka unsur-unsur  syirik seperti mitos, pendewaan dan semacamnya akan tegusur seiring berkembangnya tingkat pemahaman pada ajaran tauhid. Secara otomatis bangunan tradisi akan diberi makna baru yang bersesuaian disamping meneruskan nilai pitutur yang menjadi jati diri dan identitas yang tidak bisa dihilangkan begitu saja. Jangan mengukur diri orang lain seperti mengukur diri kita sendiri,harus paham dengan siapa berhadapan dan seperti apa kapasitasnya.

Islam yang datang ke Jawa Dwipa tidak dengan membawa jubah,kubah,serban dan asoseries tradisi timur tengah,akan tetapi meneruskan tradisi blangkon,atab meru dan pendopo, sarung,keris dan aksesori yang sudah menjadi tradisi jawa. Dengan begitu justru bisa diterima bahkan lebih mengakar dibanding agama lama yang hanya menguntungkan kelas atas. Berbeda dengan kristen yang membawa tehnik bangunan gereja, daster dan budaya yang dipandang asing di hati masyarakat. Sejenak mari renungkan bila kita diposisi,diwaktu dan zaman pada saat itu,langkah apa yang akan ditempuh bila dihadapkan pada keadaan seperti itu.

Untuk itu para wali tidak menyerukan pemberangusan ataupun pemberantasan tradisi,akan tetapi intensif mengajarkan ilmu tauhid melalui cara apa saja seperti: membuka pesantren,dakwah keliling,mencipta media hiburan dan seni dakwah. Dan sesekali mereka harus berhadapan dengan jin penunggu dan para begawan serta wiku jawa atau india sebagaimana yang dialami oleh sunan bonang.


Dengan cara bijaksana,penuh ketlatenan dan keuletan dilakukan pendekatan,pembinaan dan gemblengan agama. Dengan mengakrabkan ajaran agama islam melalui langkah Jawaisasi atau dengan karya-karya seni yang santun dan ramah,selebihnya para muballigh ini lebih mentolelir kekeliruan yang tidak fatal dengan terus membenahi sedikit demi sedikit guna menjaga perasaan mereka yang sensitif. Dan semangat ini yang diwariskan pada penerus-penerusnya. Beda jauh dengan cara dakwah orang yang mengaku paling nyunnah yang berkoar-koar tegakkan sunnah jauhi bid'ah,kembali ke Al-qu'an dan Hadits atau apalah akan tetapi tidak bisa menjaga perasaan,bahkan malah mengkafirkan sesamanya.

Ada sebuah prinsip dasar dalam cara mendidik yang disampaikan  Imam Al-Ghozali:
"Jika orang yang di didik tidak mau meninggalkan perilaku rendahnya sama sekali atau mengganti sifat rendah dengan sifat yang berlawanan,maka sebaiknya memindahnya dari perilaku tercela pada perilaku tercela yang lain yang lebih ringan".
(Imam Al-Ghozali dalam kitab karyanya,Ihya' Ulumud Din)

Hal berikut diantara langkah taktis penyusupan ajaran tauhid yang dibuat sederhana,sehalus dan sedapat mungkin memanfaatkan tradisi lokal:
+ Membumikan ajaran islam melalui syair-syair. Contoh gending dharma,suluk sunan bonang,hikayat tauhid sunan kudus,mainan anak-anak (Delikan, jetungan, jamuran,lir-ilir,cublek-cublek suweng) dan lain sebagainya.
+ Mengakulturasi wayangyang sarat doktrin. Tokoh-tokoh simbolis dalam wayang di adopsi atau mencipta nama lainnya yang bisa mendekatkan pada ajaran islam. Mencipta tokoh baru dan narasi baru yang sarat pengajaran.
+ Membunyikan bedug sebagai ajakan sholat lima waktu sekaligus alarm pengingat. Sebab insting masyarakat telah akrab dengan gema bedug sebagai pemanggil untuk acara keramaian.
+ Menggeser tradisi klenik dengan do'a-do'a pengusir jin sekaligus do'a ngirim para leluhur. Diantaranya yang disebut tahlil. Tersusun dari surat Al-ikhlas,Muawwizdatain,Ayat kursi,Fatihah, Awal dan akhir surat Al-Baqoroh, La haula wala quwwata illa billahil 'aliyyil ""adzim,Kalimat tauhid La ilaha illallah. Dibaca tiap habis sholat,malam jum'at,saat punya hajat apa saja::mantu,ngruwat,nyadran,kirim do'a para leluhur,pindah rumah,ziaroh kubur dan lain-lain. Istighotsah adalah alternatif lain selain yasinan guna memohon perlindungan dari ganguan jin dan syaithon,jika punya gawe besar yakni dengan amalan yang bersifat khusus dan di amalkan secara jama'ah atau masal.


Perbedaan antara Tauhid dengan Syirik
+Tauhid : Mengesakan pencipta (Allah)
-Syirik : Animisme (kepercayaan kpd roh yg mendiami semua benda) Paganisme (perihal/keadaan tidak beragama).
+Tauhid : Meyakini yang dapat memberi pengaruh baik atau buruk hanya Allah Swt
-Syirik : Meyakini adanya pengaruh-pengaruh ruh/jin,jimat-jimat atau kekuatan benda.
+Tauhid : Tidak menggantungkan kesialan pada hari atau isyarat-isyarat.
-Syirik : Menjauhi transaksi,niaga, akad apa saja,berpergian pada hari sial,isyarat benda langit atau apa saja yang diyakini mendatangkan kesialan.
+Tauhid : Berziarah untuk bertawasul saja. Agardo'a kepada Allah segera dikabulkan,atau mendoakan pada almarhum.
-Syirik : Ke makam untuk meminta perlindungan. Dan untuk menghaturkan hajat pada punden dan leluhur.
+Tauhid : Meyakini bentuk-bentuk makhluk halus adalah jelmaan jin. Agar dijauhkan dari gangguannya meminta perlindungan Allah Swt.
-Syirik : Meyakini macam-macam hantu yang banyak,memberi sesaji untuk menolak gangguannya.
+Tauhid : Memandang kedudukan manusia sama,yang meninggikan derajadnya adalah taqwa.
-Syirik : Meyakini paham reinkarnasi. Kasta brahmana atau Ksatria bisa naik ketingkat dewa. Waisya atau Sudra bisa naik ketingkat atasnya.
+Tauhid : Merujuk masalah pada Ulama.
-Syirik : Merujuk setiap masalah pada dukun.
+Tauhid : Beribadah di langgar atau masjid-masjid.
-Syirik : Memuja candi,sanggar,makam,dan tempat-tempat keramat.
+Tauhid : Bersedekah kepada makhluk untuk mengharapkan pahala dari Allah.
-Syirik : Menghaturkan sesaji untuk memperoleh kerelaan jin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar